CERITA ASLI PANAS - Namaku Foni, 24 tahun, pengajar untuk home school di kota Jakarta, Home schooling adalah program pembelajaran secara private di rumah. Sehingga murid tidak perlu keluar rumah seperti sekolah pada umumnya. Aku mempunyai murid, Shasa namanya, dia anak yang baik namun sudah lama di tinggal ibunya karena sakit keras 2 taun yang lalu.
Shasa sangat akrab dengan aku dan seperti anak sendiri, dia selalu curhat banyak hal mengenai dirinya. Shasa mempunyai papa yang baik hati, namanya Yudha, dia adalah papa yang pengertian kepada anaknya.
Hari itu Shasa berencana untuk liburan ke Villa papanya di Puncak dan mengajak aku untuk bergabung dalam acara liburan itu. Jam 9 pagi kami sudah jalan menuju Puncak dengan menggunakan mobil papa Shasa. Kami bertiga sampai di Villa pukul 2 siang karena macet di jalan akibat libur hari besar.
Udara yang menyegarkan membuat pikiran kami fresh kembali. Kami di villa melakukan kegiatan masak bersama dan main kartu bertiga. Hingga malam tiba dan Shasa mengantuk dan memintaku menemainnya tidur. Sebelum Shasa tidur, papanya memanggil aku,
“ Miss Foni, bisa minta waktu nanti setelah Shasa tidur? “
“ Iya pak Yudha bisa” jawab aku.
Kira-kira 25 menit kemudian Shasa sudah terlelap tidur di kamar dia dan aku harus segera bangkit untuk menemui papa Shasa. Saat itu papa Shasa sedang membaca di ruang makan menunggu aku.
“ Malam pak Yudha”,
“ Eh Miss Foni, duduk sini “,
“ Bagaimana hari ini, capek sekali ya?” Tanya papa Shasa membuka pembicaraan
“ Lumayan pak Yudha, hehe, by the way bapak minum hangat ? “, Tanya aku kepadanya untuk menghilangkan kebuntuan.
“ Boleh Miss Foni, ide yang bagus itu “ hehehe.
“ Pak Yudha panggil saya Foni saja, saya lebih nyaman dengan panggilan itu.” Hehe jawab aku ke papa Shasa.
“ Ya, baik Foni.”
Selang beberapa menit aku menyiapkan minuman di pantry dan menyajikannya kembali di ruang makan. Papa Shasa orang yang pandai merangkai pembicaraan yang menarik, sehingga tidak terasa malam sudah larut dan hawa dingin semakin menusuk tubuh. Mungkin kami sudah kehabisan kata untuk dibicarakan lagi dan kita sepakat mengakhiri pembicaraan.
Tanpa tahu siapa yang mendahului tiba-tiba kita saling berpelukan. Hangat tubuh membuat kita terbawa suasana dingin malam itu. Papa Shasa memeluk dan mengangkat aku ke kamarnya. Dengan sopan papa Shasa mulai melumat bibir aku perlahan-lahan, membawaku ke suatu perasaan yang melayang. Lidah kami saling berpagutan, menikmati kehangatan di dalam kamar berdua.
Sambil berpagutan tangan Yudha mulai menelusup membuka kancing kemeja aku satu persatu hingga akhirnya terlepaslah kemeja aku. Lalu Yudha mulai melumat leher aku dengan perlahan dan memberi gigitan kecil hingga nafsu aku mulai naik. Hembusan nafasnya membuat aku makin melayang tinggi hingga tidak sadar dengan apa yang kita lakukan. Tangan Yudha mulai melepas pengait bra aku hingga akhirnya lepas penutupnya. Sekarang aku topless dan Yudha mulai melumat puting aku, sontak badan aku seperti kena sengatan listrik yang tinggi.
Lidah Yudha menjilat dengan seksama dan membuat puting aku makin mengeras dan aku mendesah merasakan tangan Yudha menyelinap ke hot pants aku. Yudha mulai melucuti hot pants aku dan meremas vagina aku yang mulai basah. Sekarang tinggal cd aku yang masih menempel di bawah. Yudha kembali menelusup di dalam cd dan jarinya mulai menusuk ke dalam vagina aku, memainkan dan mengoyak dalamnya vagina. Mengocok vagina yang mulai basah itu.
“ oohh, Yudhaaa” aku mengerang keenakan
Yudha tidak menghiraukan aku dan mulai menjilati seluruh tubuh aku, pusar aku sambil tangannya meremas tete aku. Lalu mulai membantu melepas cd aku. Sekarang aku sudah build an telentang di atas ranjang, permainan belum berakhir. Yudha mulai melumat vagina sehingga aku merasa ingin pipis dan itu yang dinamakan orgasme. Badan aku terasa bergetar dan pinggul aku menggelinjang merasakan nikmatnya klimaks pertama kali.
“Oooohhhhhhhhhhhhh,,,,,,”
Yudha terlihat puas membuatku klimaks, lalu dia mulai melucuti pakaiannya dan bugil di depan aku. Aku terkesima dengan badan bugil Yudha dengan penis yang sudah mengacung keras di depan. Dengan naluriku lalu aku mulai meraih batang penisnya dan menjilatinya perlahan-lahan.
“ Ooooh, Foni, enaak”’ erang Yudha menikmati lumatan aku di batangnya.
Lobang penisnya aku jilati dengan pelan dan mulai mengulumnya lebih dalam. Terasa keras batang yang aku uum dengan uratnya yang berdenyut. Aku kulum hingga dalam, tangan Yudha memegang kepala aku meminta untuk mengulum lebih dalam. Dia hujam batang di mulut aku hingga aku tersedak kehabisan nafas.
Yudha menahan kepala aku dan aku menggeliat ingin lepasin kuluman. Tiba-tiba ada denyutan yang semakin kencang di dalam mulut aku. Yudha menahan kepala aku dan dari dalam batangnya menyemprot cairan kental sperma dia. Sesaat terasa hangat di dalam mulut aku. Yudha memintaku menelannya, karena itu protein tinggi.
“ Kamu telan saja, itu protein buat kamu “ bisiknya di telinga aku.
Lalu kita mulai lumatan lagi dengan lidah saling memanggut satu sama lainnya. Tiba saatnya Yudha ingin memasukkan batang penisnya ke dalam vagin aku dengan sopan. Mula-mula kesulitan masuk karena aku masih virgin, usaha Yudha untuk emasukkan semakin intens. Kepala penisnya masuk perlahan dengan sedikit dorongan.
“Sempit Foni ?’
“ Aku masih virgin “
“ Oh yaa?” dia terkejut
Lalu Yudha semakin dalam memasukkan penisnya dan terasa ada gesekan kulit penis Yudha dan vagina aku yang sudah basah, sehingga membuat sensasi tersendiri dari yang aku rasakan. Yudha menghujamkan penisnya beraturan naik turun sambil kami sambil saling melumat. Badan Yudha menindih aku sambil terus memompa penisnya hingga aku mulai akan klimaks lagi.
“Ooohhh…aaaaahhhh “ aku mengerang kenikmatan karena hujaman Yudha yang semakin cepat di vagina aku.
Aku menjepitnya lebih kencang dengan otot pelvic aku sehingga dia merasa penisnya seperti dicengkram vagina aku. Selang sejenak dia cabut penisnya dan menggesekakn di bibir vagina aku untuk dimasukkan lagi dan menghujamnya makin cepat.
“Ooh..aahhh, aku mau klimaks Yud” aku tak tahan akan hujaman dia yang makin kencang.
Yudha makin percepat hujamannya sambil melumat puting aku seperti bayi sendang menyusui. Dan sesaat kemudian terasa ada cairan hangat menyemprot di dalam vagina aku.
‘Aaaaaaaaaaaarrghhhhhhhh………… denyut batang penis Yudha menyemprotkan sperma. Sambil dia hujam kecil dan mencabutnya kembali untuk diarahkan ke mulut aku. Aku bersihin sisa sperma dia di batang penisnya dan mulai mengulumnya lagi agar kembali bangun dan keras lagi.
Kali ini Yudha telentang di ranjang dan aku mengendalikan dia agar bisa klimaks kembali. Aku bimbing masuk penisnya dan duduki sambil pinggul aku memutar naik turun mengikuti gerakan hujaman. Penisnya memang sudah keras dan durasi kerasnya lebih lama dari sebelumnya. Aku merasakan dia lama ejakulasi sehingga terasa seperti batang kayu yang menghujam vagina aku. Dengan ganti berbagai gaya aku mencoba dengan Yudha hingga aku klimaks dibuatnya.
Lalu dia mulai merasakan ejakulasi dengan mulai berdenyut kembali batang penisnya. Sesaat kemudian semprotan ke dua kalinya mengalir di vagina aku hingga kami saling berpelukan setelah menyelesaikan permainan yang kedua malam itu. Saling berciuman mengucapkan terima kasih untuk malam yang indah. Segera setelah itu aku mandi dan bergegas ke kamar Shasa untuk tidur di dekatnya kembali sampai pagi tiba.
Komentar
Posting Komentar