Malam itu, aku sendirian menjaga bibiku di rumah sakit.
Tiba-tiba tante saya memanggil saya, Sony … cepat di sini …! Tolong tante dong? dia berkata.
Apa itu tante? kata saya.
Tante perut sakit, tolong gosok perut bibi dengan minyak gosok, ya …? katanya, membuka selimut.
Dan Anda bisa melihat tubuh tante, meskipun ia masih mengenakan bra dan CD. Tetapi pada saat yang sama putingnya dan rambut kemaluan bibinya terlihat agak jernih. Melihat pemandangan itu, batang kemaluan saya naik. Agar tidak terlihat oleh bibi, saya mencoba untuk menutup tubuh bagian bawah ke tepi tempat tidur.
Anak, apa yang kamu tunggu? Ayo cepat ambil obat gosok di atas meja. Lalu gosok perut tante, hati-hati jangan keras ya ..! dia berkata.
Ya tante… Aku berkata sambil mengambil obat gosok di atas meja ia ditunjuk.
Setelah saya mengambil obat gosok di atas meja, bagian mana yang digosok tante …? Saya bertanya.
Ya, perut tante, masa vagina tante … nanti vagina tante menjadi panas. katanya tanpa merasa tidak nyaman.
Akh, kamu bisa melakukannya … membenciku … uhh …! kata saya.
Ayolah, cepat, tante sudah tidak tahan lagi, bro …! katanya, meringis.
Lalu aku menggosok bagian perutnya yang halus dan berbulu. Saya menggosok lembut seperti ketika saya menggosok tubuh gadis saya.
Ya begitulah adanya, huu … ada baiknya untuk menggosok kamu Anak juga. Dimana kamu belajar? katanya, mendesis.
Tidak, tante ini normal. Saya menjawab dengan bangga.
Sudah tidak berbohong padamu … Pasti kamu sering menggosok tubuh cewekmu ya …? dia meminta saya.
Sony tidak pernah mengusap seorang gadis Sony, tante …! Saya berkata lagi, lagi.
Anda semua Anak, pijat kaki tante, bisakah Anda …? katanya manja.
Saya hanya mengangguk dan mulai memijat kakinya yang membuat batang kemaluan saya naik lagi. Kakinya sangat dingin, halus dan menstimulasi saya.
Kalau begitu, sudah tante, Sony capek …! kata saya.
Lhoo … yang di atas belum selesai …? dia berkata.
Ah, tante bercanda aja … Sony malu … kataku.
Ayolah, cepatlah, kamu tidak akan lelah lagi. Coba pijat di sini, di paha tante. Ayolah, kamu tidak perlu terlalu malu, Sony, keponakan tante sendiri, ayo cepat …! katanya manja sambil menarik tanganku dengan tangan kanannya. Sekarang saya bisa melihat gundukan bukitnya yang teduh yang berkaca-kaca dari balik kain tipis CD. Wajah saya segera berubah merah terang dengan pemandangan yang indah ini. Tante sepertinya tidak mengerti apa yang saya rasakan, dia mengatakan kepada saya untuk datang lebih dekat ke tengah selangkangannya dan mengambil tangan saya, menempatkan masing-masing paha atasnya tepat di tepi gundukan kemaluannya.
Ya, itu di mana Son … katanya sambil berusaha melebarkan kakinya lebih lebar.
Saya diberitahu untuk memijat lebih dalam. Pikiran saya mulai terganggu, karena setelah semua meremas zona eksklusif ini yang terbuka secara terbuka, saya tidak bisa berbuat apa-apa selain membuat batang kejantanan saya bangkit lagi.
Kalau begitu, Nak, kamu sudah punya seorang gadis …? dia berkata.
Ya tante …, kataku terus terang.
Ngomong-ngomong, Sony pernah berhubungan seks dengan pacarmu, belum …?
Seks gimana tan …? Saya berkata, saya tidak mengerti.
Maksud saya tidur dengan perempuan … katanya.
Ngmm … tidak pernah tan … jawabanku berbohong.
Ah masak, coba lihat dan tahan milikmu …? katanya sambil menarik tubuhku lebih dekat, lalu dengan tangan kanannya dia merasakan gundukan di celanaku.
Saya ingin tahu apakah Anda bangun dengan cepat berarti itu tidak pernah terjadi sebelumnya … katanya sambil memberi saya batang kemaluan saya lagi.
Entah maksudnya sengaja dibalik atau memang ini adalah bagian dari kelihaiannya untuk membujuk saya. Mungkin karena saya masih muda, meskipun saya sudah terbiasa berurusan dengan wanita tetapi jika dirangsang di atmosfer ini, tentu saja alat kelamin saya cepat naik keras. Tiba di sini lebih mudah baginya.
Wihh, seberapa besar tonjolanmu, Son … bisakah kau melihat milikmu di dalam? Mari bantu tante untuk membuka celanamu …! Katanya tanpa menunggu persetujuan saya, dia segera bekerja membuka celana saya dan membebaskan penis saya yang kaku.
Memang, ketika bar kejantanan saya terbuka dengan bebas, matanya setengah terkejut dan setengah kagum pada ukurannya. Terutama kepala yang menyerupai helm tentara Nazi.
Bukan main kontol kamu Sony .. besar dan keras banget … katanya memuji kagum tapi malah melihat ini seperti ini lebih diburu hawa nafsunya.
Tapi Masak Anak, sebuah objek seindah ini tidak pernah digunakan di vagina seorang gadis. Jika demikian, tante mungkin tidak menggunakan sedikit lebih banyak sehingga Anda bisa menjadi tempelin di sini. lanjutnya, lagi tanpa menunggu komentar saya, dia dengan satu tangan bekerja cepat untuk melepaskan CD.
Melihat hutan yang menggoda dari alat kelaminnya, lalu dia menyuruh saya untuk naik ke tempat tidur dan mengatakan kepada saya untuk meletakkan kepala Kemalua saya di mulut lubang kemaluannya. Di sana saya diberitahu untuk menggosok ujung alat kelamin saya di celah antara liangnya.
Lalu dengan menggosok-gosokkan ujung kepala kejantananku ke dalam mulut kemaluannya yang terbuka lebar, menambah ketegangan pada nafsuku.
Ahh … oh … Nak … enak …, katanya berteriak geli.
Sudah nak, tante tidak tahan. Sekarang giliran tantemu untuk menghiburmu … ok sayang? dia memintaku untuk berdiri.
Lalu dia dengan satu tangan segera meraih batang alat kelamin saya dan mulai menjilati batangnya, sambil sesekali mengisap kepalanya.
Beberapa saat kemudian, dia menarikku lagi, tubuhku berlutut di tempat tidurnya, dan kembali ke lubangnya menunjukkan celah kenikmatan yang aku siap untuk masuki. Di Situasi seperti itu benar-benar membuat saya lupa bahwa dia adalah tante saya sendiri. Kemudian, ujung kejantanan saya mulai menusuk lubang kenikmatannya yang segera saya ikuti dengan gerakan mundur, belok kanan untuk menembus lebih dalam. Tante sendiri membantu saya dengan jari-jari tangan kanannya. Dia melebarkan bibir kemaluannya untuk membuatnya lebih terbuka untuk membuatnya lebih mudah masuk ke batang kemaluan saya.
Kemudian saya mendorong alat kelamin saya ke dalam lubang kenikmatan yang indah.
Dan akhirnya, ahhhhhhhh…ohhhh.. Sonn … yaaahhhhh.. oohh …! dengan erangan, dia membuka orgasme yang juga diikuti oleh saya hanya beberapa detik kemudian.
Bagaimana perasaan Son barusan …? katanya, sambil mengujiku sambil tangannya mengusap, menyeka keringat di dadaku.
Aduh, tante sangat enak, Sony tidak pernah merasakan hal seperti ini. Tapi tante, bagaimana rasanya …? Kataku, bertanya.
Tante baru saja bermain dengan seorang pria dengan kelembutan, tetapi juga tidak meninggalkan kedewasaannya yang kuat, seperti milik Anda, Orang Buta dari Gua Vagina, tante menjulang ke langit ketujuh. Ohh … kamu mau? dia berkata.
Begitu selesai, saya diundang ke kamar mandi. Dan pada saat itu saya membantu tante membersihkan kemaluannya. Sambil menyiram alat kelamin tanteku, aku memeluknya dari belakang, dan tanteku yang berdiri menjadi bersemangat karena tongkat kejantananku menyentuh bukit pantatnya. Segera kedewasaan saya naik lagi karena apa yang saya lihat sekarang lebih montok. Dan sekaligus, tangan tanteku yang lembut memegang batang kemaluan saya. Saya gemetar karena pengalaman semacam ini luar biasa untuk seorang pria perawan seperti saya. Tante payudara melonjak, menantang dan berani, tampak keropos karena sangat dingin di kamar mandi, terutama sudah tengah malam. Dan bukit kemaluannya sedikit merah membuka bekas tindakan yang tadi.
Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan tetapi menyentuh payudaranya lagi kali ini dari depan. Tante menarikku dan mencium bibirku, aku hanya mematuhinya. Tubuh kita saling berdekatan. Tangannya terus menyortir batang kejantananku. Dan aku merasakan pantatnya yang bulat dan tebal. Buah kejantanan saya diperas perlahan-lahan. Kemudian, tante mulai mengangkat kaki berikutnya ke atas bak mandi dan mengembalikan alat kelamin saya ke dalam liangnya. Rasa sakit dan sedikit panas terasa di batang kejantananku.
Tante mulai bergoyang maju mundur dan pantatku juga ditekan dengan tangan kanannya sehingga aku bisa mengikuti irama. Saya hanya berguncang sambil memeluk, mengisap putingnya, mencium bibirnya. Beberapa saat kami bergoyang bersama, tetapi paha tanteku mulai terasa sakit, dan batang kemaluanku ditarik. Lalu dia berbalik dan menunggu sambil berpegangan tangan kanan ke bibir bak mandi. Aku menggosok batang kejantananku ke bibir kemaluannya. Itu benar-benar terasa panas di bibir kemaluannya.
Lalu aku menekan maju dan, Bless … kepala Nazi-ku datang menggosok dengan puing-puing dengan dinding-dinding persetubuhannya.
Tante terangsang dan terus menggoyangkan pinggulnya dengan menekas penisku. Sungguh menakjubkan, saya merasa nyaman dan tidak bisa berpikir jernih lagi. Pantat saya bolak-balik, rudal panjang saya menggores lubang kenikmatannya. Dari posisi ini, aku bisa melihat dengan jelas tongkat kejantananku basah kuyup dan bibir kemaluan tante menarik masuk dan keluar. Tanganku meraih ke depan, meremas payudaranya yang besar dan bergoyang, nafas bibinya mendengus.
Ohh … ya …!
Akhirnya saya meledak lagi dan tante saya rupanya mengalami orgasme lebih dulu.
Setelah itu saya mencuci tante tersayang. Pada saat itu, saya mendapat suatu penugasan baru.
Komentar
Posting Komentar